Jejak-jejak Karyaku

Friday, March 20, 2015

NEW BOOK : Ikhitiar Cinta (Novel)

PREORDER NOVEL TERBARU ARSHA TEEN

Judul : Ikhtiar Cinta
Penulis : Warti Wahyuni
ISBN : 978-602-0937-66-3
Harga preorder : Rp. 43.000,-
Batas preorder : 10 April 2015


Sinopsis :
Bagaimana rasanya jika seorang kekasih pergi meninggalkanmu tanpa pamit, tanpa sabda janji yang menguatkan harapanmu dan bahkan tidak ada kesepakatan juga untuk saling berpisah? Itulah yang dilakukan Zafran terhadap kekasihnya yang bernama Zabarjad.
Dan, bagaimana juga rasanya jika kau meninggalkan kekasihmu tanpa pamit lantas kau masih sangat mencintainya dan dia tidak juga mencarimu ataupun memberimu kabar? Yang pastinya terbesik kebimbangan sekaligus penyesalan dalam batinmu. Itulah yang dirasakan Zafran.
Akankah kau menerima kalau tiba-tiba masa lalu datang menghampirimu dan meminta ingin kembali? Atau sang Bapak menjodohkanmu dengan seorang perempuan yang berparas cantik dan cerdas seperti Azizah yang telah melanjutkan studi kedokterannya di Unhas, universitas bergengsi di Makassar? Atau akankah kau terlena dan berpaling kepada seorang perempuan yang saleha dan cantik seperti Khumairoh? Sedangkan kau juga masih mencintai kekasihmu yang hanya sekali menemuimu dan sekadar meninggalkan surat bertuliskan janji akan kembali, lalu pergi dengan waktu yang lama, hingga mungkin membuatmu menyerah dan lelah menunggunya?
Itulah ujian cinta yang dihadapi Zafran. Selamat berarung hayal dalam cerita Novel ini.

Thursday, March 19, 2015

Menerbitkan Di Penerbit Indie Bisa Membuat Penulis Kaya Loh!

Selama seminggu ini trending topic di sosmed adalah Dijah Yellow. Siapadi sih Dijah Yellow? Sebenarnya kemunculan Dijah Yellow sudah lama, dia terkenal karena suka bully artis wanita : Raisa, Agnes Mo, Ayu ting-ting, dll namun kini namanya semakin mencuat. Pasalnya dia baru saja menerbitkan novel di penerbit indie seharga Rp. 145.000,-
Dipostingan ini pun aku ingin membahas tentang Dijah Yellow, buat fans Dijah jangan khawatir aku nggak bully Dijah kok.
Aku mau bahas tentang penerbit indie dulu.  Biasanya di indie 1 buku 194 hal biaya cetak 26 ribuan. (ini make kertas book paper 13x19 cm dan tergantung percetakannya juga)
Harga jual Rp. 36.000,-
Nah, keuntungan buku di indie cuma 10 ribu. 5 rb buat penulis 5 ribu penerbit. (tergantung penerbitnya)
Tapi Nulisbuku.com, penerbit yang menerbitkan karya Dijah berbed dari penerbit indie lainnya. 
Nulisbuku biasanya harga ditentukan sendiri ma penulis. Pembagian royalti 60 (untuk penulis) : 40 (untuk penerbit) semakin tinggi harga semakin banyak keuntungannya.
Buku dijah 145 ribu. Biaya cetak 26 ribu, keuntungannya 119 ribu men. Nah, pembagian royaltinya jatah buat Dijah 78 ribu. Waw, fantastis. Bisa kaya mendadak.
Coba deh jika 20 bukunya terjual, dia ngocek duit Rp. 1.560.000,-  sama kayak dp di mayor label. Jika bukunya terjual 70 ribu, maka Dijah sudah bisa cetak buku massal 1000 eks dan bukunya bisa diedarkan ke Gramedia.
 Kalah aku ma dia, 2 tahun berkecimpung di dunia indie sampe sekarang gak kaya-kaya.Jadi kesimpulan postinganku adalah sekarang penerbit indie bisa membuat penulis kaya. Ya, tentunya kalau mau kaya harus mencontoh Dijah dulu, menaruh harga novel dengan harga fantastis :v
Selamat mencoba wkwkwk

Thursday, March 12, 2015

New Book : Opera (Novel)

PREORDER NOVEL TERBARU ARSHA TEEN

Judul : Opera
Penulis : Arial Ratih
ISBN : 978-602-0937-62-5
Harga preorder : Rp. 45.000,-
Batas preorder : 26 Maret 2015
Pemesan :
Sms/whatsapp ke nomor 085654910277
Ketik OPERA_NAMA_ ALAMAT_JUMLAH PEMESANAN
Bisa juga pesan ke penulisnya langsung




Sinopsis

            Alsa, seorang gadis remaja yang tercatat sebagai siswi kelas 2 SMA N 5 Semarang seringkali tidak mampu menahan kesedihannya ketika mengingat peristiwa perceraian orangtuanya. Puncak kesedihannya adalah ketika ia harus merelakan kepergian sang ibu untuk selamanya. Bahkan kehadiran Saka, kakak laki-laki yang sudah 12 tahun tidak ia lihat justru menambah kesedihannya. Dan bukannya membantu Saka mengurus pemakaman sang ibu, Alsa malah melarikan diri mencari rumah ayahnya.
            Pertemuan tak terduga Alsa dengan Rafael yang notabene adalah sahabat Saka membuat keduanya menyadari akan suatu hal. Bahwa setiap orang pasti merasakan kehampaan dalam episode kehidupan. Rafael sendiri tidak mau menerima kenyataan saat sang ayah memaksanya bertunangan. Maka ia memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah bersama Alsa sekaligus mengantar gadis itu pulang. Sementara Alsa, sampai saat ini ia belum bisa menerima kenyataan perihal perceraian orangtuanya.
            Ini semacam opera. Dan masing-masing orang menjalaninya dengan cara yang berbeda.
            Bagaimanakah kisah Alsa, Saka dan Rafael selanjutnya? Temukan jawabannya di novel ini! Yuk buruan order!




Saturday, March 7, 2015

Bab 1 : Audisi Pencarian Gebetan Sementara



Audisi Pencarian Gebetan Sementara


        Yang akan melangsungkan pernikahan :
Keyzia Anastasya
Binti Gibriel Alexander
Dengan
Rasya Affandi
Bin Revando

Pernikahan Dilangsungkan Pada :
Hari, Tanggal : Minggu, 1 Maret 2015
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Gedung Puspo Nugroho Kartotiyasan Solo Jawa Tengah.

            Mataku berkaca-kaca melihat undangan Keyzia Anastasya. Dia itu sahabatku dari SD-SMA. Perasaanku campur aduk,  antara bahagia dan sedih. Bahagia karena akhirnya dia menemukan pasangan yang tepat setelah 20 kali gonta-ganti pacar, sedangkan sedihnya karena dia nikah mendahului aku. Dulu aku dan dia jajan sama-sama, bolos sama-sama, sakit sama-sama bahkan pernah ke toilet sama-sama. Harusnya sama-sama sukses dulu baru deh sama-sama nikah.
            Semua teman-temanku waktu SD dulu sekarang sudah pada berumah tangga. Aku kapan ya nyusul mereka? Ah, andai cowok itu tidak pergi meninggalkanku pasti aku yang lebih dulu menikah daripada mereka.
            Cowok yang kumaksud adalah Bastian Yoel Permana. Dia memiliki senyum termanis di antara semua cowok di sekolah SMA-ku dulu. Aku dan dia pernah menjalin cinta selama 11 bulan, sebelum dia pergi ke London untuk melanjutkan kuliah di sana.
            Bastian Yoel Permana bisa dibilang cinta pertama dan terakhirku. Buktinya setelah enam tahun pisah, aku masih belum bisa moveon darinya. Takkan ada cowok yang bisa mengantikan posisinya di hatiku.
            “Woy, kok lo malah melamun sih begitu liat undangan dari Keyzia?” suara cempreng Felis Linanda membuyarkan seluruh lamunanku. Ah, aku baru ingat ternyata di antara teman-teman waktu SD yang belum nikah bukan cuma aku aja tapi Felis juga belum nikah. Iya sih dia belum nikah tapi dia sudah bertunangan jadi sebentar lagi dia bakal nikah juga.
            “Nah kan, gue nanya nggak dijawab. Lo kenapa sih? Kayaknya sedih gitu liat undangan Keyzia, jangan-jangan lakinya Keyzia itu cowok yang lo suka?” Tanya Felis bertubi-tubi. Felis itu kalau sudah bertanya, pertanyaannya bakal panjang kayak rel kereta api.
            “Gue lagi bingung aja ntar gue ke nikahan Keyzia sama siapa? Masa sendirian? Lo kan tahu teman-teman SD kita dulu dah pada nikah, pasti mereka datang ke sana sama suami masing-masing. Bisa-bisa ntar gue jadi santapan empuk mereka dikepoin yang aneh-aneh.”
            “Dikepoin kapan nyusul maksud lo?”
            Aku mengangguk pasti. “Yes, this right.”
            “Kalau soal itu mah gampang, lo cari gebetan baru. Ntar lo datang ke nikahan Keyzia sama gebetan baru lo itu, jadi saat lo ditanya kapan nyusul, lo tinggal jawab In Sha Allah nggak akan lama lagi, doain aja agar cinta kami sampai ke pelaminan.”
            Mataku berbinar-binar mendengar ide dari Felis. “Ide lo benar-benar cemerlang. Bantuin gue dong cariin gebetan sementara buat diajakin ke nikahan Keyzia.”
            “Kenapa cari gebetan sementara? Kenapa nggak sekalian cari suami, umur lo kan udah 24? Terus sampai kapan gitu dia lo jadiin gebetan sementara?”
            “Sampai Bastian Yoel Permana pulang ke Indonesia. Gue yakin kok bentar lagi dia pasti pulang ke Indonesia. Gimana lo mau nggak cariin gue gebetan sementara?”
            “Daripada lo pusing nyari gebetan sementara, mendingan gue aja deh yang jadi gebetan sementara lo. Gue rela kok, selamanya juga boleh.” Terdengar suara bass cowok dari sebelah kiriku. Aku menoleh ke samping kiri. Ternyata mas Arya Bima berdiri tegap di depan pintu. Huh, datang-datang langsung nyamber aja pembicaraan kami.
            Wuih, dia ngajuin diri sebagai gebetan sementaraku? Jika diperhatikan dengan saksama, mas Bima masuk banget sama criteria cowok idamanku. Dia putih, tinggi, cakep, alisnya tebal, smart, pintar main gitar dan pastinya sixpack. Tapi sayangnya dia kakak sepupuku.
Ntar yang ada teman-teman pada bisik-bisik tetangga bilang kek gini, “Ih, Risma kayak gak ada cowok lain aja sepupu sendiri dijadiin pacar.” Aku geleng-geleng kepala, hal itu tak boleh terjadi.
“Ogah gue, lo jadi gebetan sementara. Yang ada bakal digolok om Raihan kalau jadiin lo sebagai gebetan sementara gue.”
Mungkin kedengarannya kurang sopan sih berbicara sama kakak sepupu make gue-lo, aku melakukan hal itu tentunya atas permintaan mas Bima sendiri. Kata mas Bima biar lebih akrab dan tak canggung. Lagipula umurku dan mas Bima tak beda jauh, mas Bima hanya beda 1 tahun saja dengan umurku. Oh ya om Raihan itu bapaknya mas Bima yang ditakdirkan menjadi adik bapakku.
“Bapak pasti merestui hubungan kita kok. Bapak kan sayang banget sama lo.”
“Tetap, No. Felis gimana lo mau kan cariin gue gebetan sementara?” aku mengulang pertanyaan ke Felis.
“Tentu aja gue mau. Apa sih yang nggak buat lo? Lo kan sahabat terbaik gue. Nah, sekarang lo sebutin tipe idaman lo biar gue gampang nyariin cowok yang pas buat lo.”
“Bentar…” Aku mengingat-ingat karakter fisik dan sifat Bastian Yoel Permana. Aku ingin gebetan sementara itu memiliki karakter fisik dan sifat yang sama persis dengan karakter fisik Bastian Yoel Permana. “Tinggi, alisnya tebal, pakai kacamata tipis, bahunya lebar, kulitnya kuning langsat, senyum super manis, perhatian, cuek, bisa main gitar, bisa nyanyi lagi romantic, pendiem dan pastinya sayang banget sama mamanya.”
            Ntahlah dari zaman SMA, aku sukanya sama cowok yang sayang banget sama mamanya. Kata orang jika cowok sayang banget sama mamanya, maka dia akan memperlakukan ceweknya dengan baik dan tak akan menyakiti hati cewek.
            Felis terlihat geleng-geleng kepala. “Buset, banyak banget tipe cowok idaman lo. Tapi lo tenang aja gue pasti bisa nemuin cowok yang sesuai sama tipe cowok idaman lo.”
            “Thanks ya, Felis. Lo emang sahabat gue yang paling bisa diandalan.”
            ***
            “Ngapain lo bawa gue ke tempat ini?” tanyaku heran.
            Daritadi muter-muter melewati pasar Klewer, Matahari Singosaren, Pasar Beteng eh Felis malah membawaku ke kantor Walikota Solo. Aku mengenyitkan dahi ketika mengamati di sekelilingku. Sebenarnya ada acara apa sih di kantor Walikota jadi banyak orang kayak gini? Mana mataku tertulis AUDISI PENCARIAN GEBETAN SEMENTARA. Siapa coba yang adain audisi kayak gini? Berbagai pertanyaan berkecamuk di otakku.
            “Lo kemarin minta gue cariin gebetan sementara kan? Inilah cara gue nyariin lo gebetan sementara.”
            Mataku membulat. “Jadi audisi ini lo yang ngadain buat gue?”
            Felis malah nyengir kuda. “Gimana keren kan ide gue?”
            Aku langsung menepuk jidat. “Ya, ampun Felis. Kok lo nggak ngasih tau gue dulu kalau lo mau buka audisi kayk gini? Gue malu tau. Ditaruh dimana coba muka gue kalau sampe teman-teman kita dulu tau gue buka audisi biar dapet gebetan sementara?”
            “Lo tenang aja, mereka nggak akan tahu tentang hal ini. Udah deh jangan bawel, nikahan Keyzia tinggal tiga hari lagi jadi inilah cara yang tepat dapet gebetan sementara dalam waktu yang cepat.”
            Tanpa banyak cincong, Felis tiba-tiba menarik tanganku memasuki gedung walikota ini. Sekarang aku hanya bisa pasrah dengan ide Felis ini.
            Langkahku dan Felis terhenti tepat di depan 3 kursi dan 1 meja panjang. Di atas meja itu tertulis MEJA JURI. Aku garuk-garuk kepala, “Kursi juri ada 3. Yang jadi jurinya gue, lo terus satunya lagi siapa?” tanyaku ke Felis.
            Tiba-tiba mas Bima muncul. “Ya gue lah juri satunya lagi. Gue harus terlibat dalam penyeleksian audisi gebetan sementara ini, gue nggak mau adik sepupu gue dapetin gebetan yang salah.”
            “Ya, udah yuk kita duduk sekarang biar audisi bisa langsung dimulai,” sahut Felis.
            Ya udah deh, aku menurut saja dengan apa yang dikatakan Felis. Aku memilih duduk di kursi tengah. Sedangkan kursi sebelah kananku diduduki oleh Felis dan kursi sebelah kiriku diduduki oleh Mas Bima.
            Begitu kami bertiga duduk di kursi juri, Felis meraih microfon yang ada di depannya. “Oke, mulai detik ini audisi dibuka. Silakan buat peserta pertama maju ke sini!” Suara Felis menggema di ruangan ini.
            Muncullah seorang pria sekitar umur 26 tahun. Aku langsung menelan ludah ketika memandangi pria itu dari ujung kaki ke ujung kepala. Karakter fisiknya bukan tipeku banget. Pria itu memiliki karakter fisik tinggi, kulitnya hitam, alisnya tipis lebih parah lagi penampilannya itu loh kayak orang gembel. Pria itu hanya mengenakan kemeja kotak-kotak lengan panjang yang lusuh dan celana jeans robek-robek.
            “Oke, silakan perkenalkan dirimu!” Kali ini mas Bima yang berbicara memakai microfon.
            “Perkenalkan nama kulo Andi Prasetyo. Kulo sampun menduda selama 1 tahun. Rumah kulo di…”
            “Aku merebut microfon yang dipegang mas Bima. “ Oke, cukup. Peserta berikutnya silakan maju.” Aku memotong perkataan pria yang di depanku ini, yang artinya pria itu tidak lolos dalam gebetan sementaraku.
            Detik demi detik terus berlalu, tanpa terasa sudah dua jam aku menyeleksi pria-pria di audisi ini. Sampai detik ini sudah ada 100 orang pria yang maju memperkenalkan diri, namun di antara mereka tak ada satupun yang sesuai tipe idamanku. Walaupun status hanya gebetan sementara tetap saja aku tak bisa menjadikan pria sebagai gebetan sementara jika tak sesuai tipe idamanku.
            “Felis, sebelum lo buka audisi ini lo ngasih tau ke orang-orang tentang tipe idaman gue nggak sih?” tanyaku berbisik di telinga Felis.
            “Iya, udah.” Tak berapa lama Felis mengeluarkan selembr kertas HVS dari tasnya, lalu dia menyerahkan kertas itu kepadaku. “Nih, lo baca sendiri pengumuman audisi ini.”

            Kamu, seorang cowok sudah berumur 25-30 tapi belum menemukan jodoh? Padahal dah ngebet banget pengen segera nikah. Jika itu masalahmu, don’t worry. Aku, Felis Linanda akan membuka audisi pencarian gebetan sementara buat sahabatku yang namanya Risma Nabilla.
            Risma Nabilla adalah putri Kraton Solo. Cowok yang bakal dipilih Risma jadi gebetan sementara maka cowok itu bakal dikasih uang satu juta rupiah setiap bulannya. Nah, sekarang yuk simak tipe idamannya Risma :
            Tipe idaman Risma berdasarkan fisik :
1.      Tinggi
2.      Alisnya tebal
3.       Pakai kacamata tipis
4.       Bahunya lebar,
5.      Kulitnya kuning langsat
6.      Memiliki senyum super manis
Tipe idalam Risma berdasarkan sifat :
1.       Perhatian
2.      Cuek
3.      Smart
4.      Imannya kuat
5.       Bisa main gitar,
6.      Bisa nyanyi lagi romantic,
7.      Pastinya sayang banget sama mamanya

Aku mengepalkan tangan, asli gatel banget tangan ini pengen jitak kepala Felis. Bisa-bisanya dia bikin pengumuman seperti ini. Masa dia bilang aku putri Kraton Solo? Padahalkan aku lahir di Jakarta, Cuma numpang tinggal di Solo aja sih itupun karena nenek, ibunya bapak asli Solo.
Pantas saja cowok-cowok yang datang ke audisi ini semua tak ada yang sesuai dengan tipe idaman. Mereka mengincar uang sejuta perbulan jadi mereka tidak membaca tipe idamanku yang tertulis di kertas.
“Halo, semua juri. Audisinya masih terbuka kan? Maaf saya terlambat.” Terdengar suara pria sangat familiar di telingaku. Suara pria itu berhasil membuatku mengurungkan niat untuk menjitak kepala Felis. Mungkinkah pemilik suara itu adalah orang yang aku cintai selama 8 tahun ini?
Untuk memastikan benar atau tidaknya dugaanku, aku pun mendongakkan kepala ingin melihat sendiri siapa sih pemilik suara itu? Seketika mataku tak berkedip ketika melihat pria yang ada di depan mataku. Berulang kali aku mengerjap-ngerjap mata namun hasilnya tetap sama. Orang yang ada di depan mataku adalah Bastian Yoel Permana. Oh my god, dia kembali.
“K-kamu Bastian Yoel Permana yang asli kan?” tanyaku gugup.
“Alhamdulillah, kamu masih ingat aku. Ya, tentu saja aku Bastian yang asli. Hey, apa kabar? Boleh nggak aku ikut audisi pencarian gebetan sementara ini?”
“Tentu saja boleh.”
Aku kembali berbicara di microfon, “Perhatian buat semua yang ada di sini, audisi pencarian gebetan sementara mulai detik ini saya tutup. Karena saya telah berhasil menemukannya, dia adalah Bastian Yoel Permana.”
Aku yang tadinya sebel mampus dengan audisi ini dan ingin menjitak kepala Felis, sepertinya sekarang aku harus berterima kasih padanya. Karena audisi ini bisa kembali mempertemukanku dengan orang yang sangat-sangat aku cintai.
“Bastian Yoel Permana, selamat datang lagi dalam hidupku,” batinku senang.
Cinta kan membawamu kembali di sini
Menuai rindu
 Membasuh perih
Bawa serta dirimu
 Dirimu yang dulu
Mencintaiku apa adanya