Saat aku membuka mata dari tidur panjang selama 6 jam, hal yang pertama
kulihat adalah bingkisan berbungkus kertas motif batik. Dan begitu
dibuka ternyata isinya novel prawedding test. abis mandi langsung deh
foto selfie bareng bukunya tapi sayang im3ku lagi lemot dari tadi upload
foto sampe sekarang lum nongol di beranda. Thanks om
Wenda Koiman
sebagai rasa terima kasih kureview novelnya. boleh kan? pasti boleh dong. hihihi tapi review ala kadarnya aja ya. Aku nggak pinter dalam review novel. Paling aku bakal nulis sinopsis, kelebihan dan kelemahan novel aja. Cekidot!
Judul : Prawedding Test
Penulis : Wenda Koiman
Tebal : 173 hal
Tanggal terbit : Februari, 2015
ISBN : 602-108745-3
Sinopsis :
Menyematkan cincin pertunangan di jari manis calon pasangan kita adalah sesuatu yang indah dan sangat di nanti. Bahkan bagi beberapa orang, ini bisa senjata ampuh untuk menangkal pertanyaan paling jleb: "Kapan Kawin?"
Yup, masa-masa ini sangat indah menurut khayalan para lajang. Apkah anda tahu, salah satu masa yang terberat menguji cinta dan hubungan kita adalah justru di detik-detik pernikahan? Kisah masa lalu yang tiba-tiba muncul, over intervensi keluarga, keinginan yang berbeda untuk konsep wedding
party, bahkan sampai pertanyaan terberat: benarkah kita sudah siap
menerima calon pasangan untuk mendampinginya seumur hidup dengan segala
kekurangannya?
Pre-Wedding Test bercerita tentang Andra dan Gina, sahabat sekaligus
kekasih yang selama delapan tahun melalui hubungan dengan sangat
baik-baik saja. Mereka kemudian bertunangan. Selain kebahagiaan yang
dirasakan, ada sedikit 'keraguan', apakah mereka benar-benar yakin
dengan pasangan yang dipilih? Bagaimana jika ternyata jodoh mereka
adalah sosok lain di luar sana? Mereka lalu sepakat melewati sebuah
ujian bernama 'Pre-Wedding Test'. Satu fase yang dalam masa itu, mereka
gak saling komunikasi, boleh melakukan apapun, dan dekat dengan
siapapun.
Kalo foto Pre-Wedding, itu udah biasa, hampir semua calon pengantin
melakukannya. Tapi Pre-Wedding Test? Ummm, silakan mencobanya!
Sekarang aku mau menyebutkan beberapa kelebihan di novel ini yang aku suka :
1. Aku suka ide ceritanya yang sederhana tapi fresh. Rasanya belum ada deh ide cerita ini di layar lebar atau ftv-ftv. Semoga novel ini nanti akan diangkat ke layar lebar atau ftv.
2. Aku suka sama gaya bahasa yang ringan, mudah dipahami dan ngalir kayak sungai di depan rumahku. Saking ngalirnya a
2. Aku suka nama tokohnya yang sederhana, nggak bikin lidah keseleo ngucpinnya. Adapun nama-nama tokohnya : Gina, Andra, Nino, Nisa, Sandra, tapi ada satu nama tokoh di novel ini yang bikin aku mengerutkan dahi yaitu "Tifanny Sastro Wardoyo." Feelingku mengatakan om Wenda itu belum moveon dari Dian Sastro, makanya tokoh novelnya dikasih nama yang mirip ma nama Dian Sastro. eh? *plak. hihihi
3. Aku suka karakternya sesuai dengan nama tokoh. Contohnya Gina, karakternya bawel. Tanteku namanya juga Gina, terus karakternya juga bwel jadi sesuai banget kan? *gak penting
Aku juga suka karakter Andra walaupun dia hobby main ps, ngerokok, suka denger curhatan bapak-bapak lain dan agak mesum tapi setidaknya karakter Andra, nggak semesum Doni, karakter di novel Mengejar Malam Pertama. Dan Andra tahan sama kebawelan pacarnya.
4. Aku suka sama qoutes-qoutes yang bertebaran di novel ini. Adapun qoutes-qoutes yang aku suka antara lain :
"Kata merit dan kata bahagia belum tentu satu paket."
"Pria adalah bayi berkumis yang sampai kapanpun tetap menyukai perminan anak-anak."
Yang namanya karya sama seperti manusia, tak ada yang sempurna. Di novel ini
aku menemukan beberapa kekurangannya. Antara Lain :
1. Om Wenda sering meletakkan tanda baca setelah tanda kutip akhir. Salah satunya
di kalimat, "Jadi.. kata merit dan kata bahagia belum tentu satu paket. Be
were!", tegas Revy.
Lagian udah ada tanda seru, ngapain dikasih koma lagi? Dan tanda titik dua
kayaknya gak ada deh dalam EyD bukan Ejekan yang Dalem loh ya. Adanya itu titik
tiga yang biasa disebut elipsis.
2. Aku merasa janggal sama kalimat, "Tanganku dengan cepat kutarik di
meja meja sebelum Revy melihat cincin pertunangan dan ceramah lebih banyak
merujuk kedua cerita tadi."
Coba kalau direvisi menjadi kalimat, "Dengan cepat aku menarik tangan
ke bawah meja agar Revy tak melihat cincin pertunangan dari Andra. Bisa-bisa
dia akan ceramah panjang lebar merujuk kedua cerita tadi."
3. Masih sering keseleo di EyD. Di+kata tempat, ke+kata tempat di novel PWT banyak yang disambung padahalnya seharusnya wajib dipisah. Justru di+kata kerja, ku+kata kerja di PWT malah dipisah seharusnya disambung
4. Nama gue nggak ada di ucapan terima kasih. wkwkwkwk
over all, novelnya keren. Gue suka. Jika harus memberi bintang, maka aku
akan beri bintang 3,5. Semangat om Wenda. Aku tunggu novel sampean
selanjutnya. *lebih tepatnya nungguin giveaway lagi hahahaha