Tahun 2013 lalu gue pernah iseng-iseng bikin cerpen anak buat kirim ke majalah bobo tapi sayang, 6 bulan gak ada kabar, pernah juga diikutkan lomba cerpen anak tapi gak lolos -_- mungkin karena gue gak bakat bikin cerpen anak. Nah, daripada cerpennya ngendep di pc mending gue posting di blog aja deh biar banyak yang baca. kebahagian penulis sebenarnya adalah karya dibaca orang.
Nih, cerpennya!
Nih, cerpennya!
Putri
Terpenjara
“Bintang, aku
lelah, letih, jenuh dengan duniaku yang sekarang. Tolong bilang sama Tuhan aku
ingin sekali pergi ke suatu tempat yang asyik dan bisa menyenangkan hatiku,”
ujar Rico bicara pada bintang. Itulah
kebiasaan Rico, jika ia lagi sedih, pasti ia pergi ke teras rumah lalu
berbicara pada bintang. Ayahnya sebelum meninggal pernah berkata, “Bila kamu
sedih dan merindukan ayah, bicaralah pada bintang dan bulan. Biar bintang yang
nanti akan menyampaikan kesedihanmu pada Tuhan.”
Rico adalah
seorang anak laki-laki berusia 7 tahun. Hidupnya seperti sebuah robot yang
harus dikontrol oleh pemilikya. Sejak ayahnya meninggal, mamanya ingin Rico lah
yang melanjutkan pekerjaan sang ayah, yakni dosen matematika. Siang dan malam
waktu Rico hanya digunakan untuk belajar, belajar dan belajar. Ia hanya
diberikan waktu 1 jam untuk bermain oleh sang mama. Itupun hanya bermain di
computer atau laptop kesayangannya saja.
Meskipun selama
ini ia tidak pernah membantah perkataan sanga mama. Namun di lubuk hatinya
menginginkan hidup seperti anak kecil yang lain bebas bermain dan bercanda
bersama teman-teman.
“Ric, kalau
kamu bĂȘte. Main game Putri terpenjara aja! Gamenya seru loh, ada berbau
matematika juga. Dijamin betemu langsung hilang.”
Kata-kata Alfred, teman sebangkunya di tempat les terngiang di
telinga Rico. Ya, tadi sore Alfred sempat mengirim game tersebut ke
laptopnya. Rico pun penasaran dan ingin memainkan game yang diberi Alfred tadi
sore. Ia berdiri, lalu melangkahkan kaki untuk masuk ke rumah. Begitu di ruang
tamu ia langsung menemukan benda yang dicari. Tanpa banyak omong, ia membuka
laptop. Ia masih ingat game yang diberi Alfred ada di folder received.
Ia klik 2 kali
pada game Putri terpenjara. Namun tiba-tiba Rico merasakan kepalanya pusing,
pandangannya mulai kabur dan dalam beberapa detik ia sudah kehilangan
kesadarannya.
***
Kini Rico telah
berada di sebuah istana yang sangat megah. Istananya itu seperti istana di
negeri dongeng. Rico menggaru-garuk kepalanya yang tak gatal. Ia bingung
sendiri kenapa bisa berada di tempat ini? Yang lebih membingungkan lagi adalah
bagaimana caranya ia bisa pulang ke rumah?
“Selamat dating di
duniaku! Kamu adalah orang ke 500 datang ke sini untuk menyelamatkanku, kamu
bisa pulang kembali ke duniamu setelah berhasil membebaskanku!” ujar suara
perempuan. Rico menoleh kanan kiri untuk mencari sumber suara. Ternyata di
pojok sebelah kiri ada penjara dan di dalam penjara itu Rico melihat seorang
perempuan cantik serta memakai gaun indah.
Rico baru sadar
dirinya terlempar ke tempat ini karena mengklik game Putri terpenjara.
Dan ia bisa pulang ke dunianya kalau berhasil membebaskan putri tersebut. Rico
berjalan mendekati sang putri. Begitu tiba di depan penjara.
“Putri, kenapa
anda bisa terpenjara?”
“Karena saya telah
mencuri game milik anak raja, saya hanyalah anak tiri sang raja. Tolonglah
bebaskan saya!”
Rico semakin
bingung. Perkataan putri sama sekali tak masuk akal. Tapi inilah hidup,
terkadang sesuatu yang tak masuk akal bisa saja terjadi. “Bagaimana saya
membebaskan anda? Di mana letak kunci penjara?”
“Penjara ini bukan
penjara biasa. Penjara ini bisa dibuka setelah berhasil menjawab soal yang ada
di kertas ini.” Sang putri menunjuk kertas yang menempel di sel penjara. Rico
mengernyitkan dahi tatkala membaca soal tersebut. Soalnya susah sekali. Tapi
rasanya Rico pernah melihat soal itu sebelumnya. Rico mencoba mengingat-ingat
lagi. Dalam waktu beberapa menit ia telah berhasil mengingat. Ya, soal itu
pernah diajarkan oleh guru lesnya.
“Putri saya sudah
berhasi menemukan jawabannya. Gimana cara menjawabnya?”
“Anda teriak saja
jawabannya di depan penjara ini!”
“JAWABANNYA 150!”
teriak Rico sekeras-kerasnya. Seketika pintu penjara terbuka secara otomatis.
Sang putri langsung keluar dari penjara.
“Terimakasih
banyak, telah membebaskan saya.”
“Iya, sama. Saya
juga senang membantu putri.”
“Saya ingin bilang
sesuatu sama anda.”
“Bilang apa?”
“Jangan pernah
mengeluh dengan apa yang diminta orang tua. Yakinlah permintaan mereka demi
kebaikanmu dan bermanfaat dikemudian hari.”
***
Rico membuka mata.
Ia sekarang berada di kamar tidurnya. Orang yang pertama dilihatnya setelah
membuka mata adalah sang mama. Ia heran dengan penampilan mamanya yang
acak-acakan, mata sembab.
“Rico,
alhamduliillah akhirnya kamu sadar juga.”
“Emang apa yang
terjadi?”
“Rico, kamu telah
pingsan selama 3 hari. Tak ada satupun dokter yang tahu penyebabnya.” Mama
menghela napas sejenak, “Mungkin kamu pingsan karena keegoisan mama, mulai
sekarang mama takkan memaksamu les sana sini lagi. Mama akan membebaskanmu
untuk bermain bersama teman-temanmu.”
Rico tersenyum
simpul. Ia senang mamanya sadar, “Nggak apa kok Ma, Rico justru berterimakasih
karena mama Rico bisa membebaskan sang putri.”
Alis mama berkerut,
“Sang putri? Maksudmu?”
Rico hanya
cengengesan. Nggak mungkin ia ceritakan pengalamannya kemarin pada mama.
Kalaupun diceritakan juga mama nggak akan percaya.
THE END
Bagus.. :) cuma agak berat kalau dibaca sama anak-anak.. :D
ReplyDeleteberatnya berapa ton vin? wkwkwk terbiasa nulis novel rumah tangga, teenlit pas bikin cerpen anak jadinya aneh -_-
ReplyDelete