Dan hari ini dapet kiriman dari pak pos pas dibuka ternyata isinya majalah CIA.
Yang penasaran sama isi artikelnya nih, aku copasin.
Ariny NH
Melampaui keterbatasan berkat hobi menulis.
Teman-teman pasti memiliki hobi masing-masing. Hobi yang
terus diasah akan membawa pada kesuksesan loh. Hal itu telah dibuktikan oleh
Ariny Nurul Haq atau Ariny NH. Hobi menuangkan ide dalam tulisan membuat kak Ariny
menjadi salah satu penulis yang sangat produktif.
Kecintaan Kak Ariny terhadap dunia menulis didasari rasa
kagum kepada penulis-penulis hebat. Sebut saja Asma Nadia, Habiburrahman,
Fitria Pratnasari dan masih banyak lagi. Sejak itupun ia mulai terjun ke dunia
menulis karena ia ingin jadi penulis yang hebat juga. Meski belum terlalu lama,
namun gadis kelahiran Surakarta, 16 September 1991 ini sangat serius menekuni
hobi barunya.
Berbagai cara dilakukan Kak Ariny untuk mengasah kemampuan
menulis. Di antaranya : berdiskusi dengan penulis senior di grup-grup penulis
yang ada di facebook. Ia juga aktif mengikuti lomba-lomba menulis serta
mengunduh panduan ejaan yang disempurnakan.
“Saya mendapat dukungan terutama dari Mom Fitria Pratnasari,
ia selalu memberi semangat agar terus berkarya meski terkadang ada penolakan
dari penerbit,” cerita Kak Ariny kepada CIA.
*Menjadi produktif*
Semangat terus berkarya selalu Kak Ariny pegang dalam
mengembangkan hobi menulisnya. Tak heran ia sudah menghasilkan 30 buku mulai
tahun 2012 sampai sekarang. Jumlah itu meliputi 4 novel solo, 9 novel karya
bersama, dan 3 buku antologi cerpen hasil lomba mayor label. Sisanya antologi
cerpen dan puisi yang terbit di penerbit indie.
Bagi Kak Ariny tak masalah jika bukunya terbit di mayor
label maupun indie. Yang penting, ia bisa menghabiskan masa muda dengan terus
berkarya. Adapun tema karyanya rata-rata bercerita tentang persahabatan, mitos
di Indonesia, love story dan sebagainya. Saat ini baru saja menerbitkan karya
berjudul “Cinta di 7 Keajaiban Dunia.” Dan sedang menyelesaikan karya, “Difabel?
Nggak masalah tuh.”
Yup, memiliki keterbatasa fisik memang tidak membuat Kak
Ariny patah semangat. Melalui karya-karya tulisnya, ia justru bisa menjadi
inspirasi bagi sesame. Bahkan, Kak Ariny saat ini mengelola penerbit indie
milik sendiri yang bernama Arsha Teen. Ia bersedia memberikan bimbingan bagi
para penulis pemula yang ingin menerbitkan karyanya.
*Cukup dua jam*
Menurut kak Ariny, rahasia menjadi penulis produktif adalah
berupaya menghasilkan karya berkualitas tanpa memikirkan keuntungan materi
semata. Caranya, cukup menyisihkan waktu dua jam sehari untuk menulis. “Menulis
itu nggak perlu banyak, cukup lima halaman sehari. Jika hal it uterus dilakukan
maka naskah novel kita bisa selesai dalam waktu satu bulan,” ujarnya.
Selain itu penulis harus belajar mencintai naskahnya, maka
naskah juga akan mencintai sang penulis. Cintai naskah seperti ibu mencintai
anaknya. Ibu yang punya hati nurani pasti tak akan menelantarkan anaknya,
begitu pula penulis tak akan menelantarkan naskahnya.
Ia menyarakan agar penulis selalu buka mata, telinga dan
pikiran untuk menyambut kedatangan ide. “Ide bisa datang kapan aja dari
berbagai peristiwa di sekitar kita. Karenanya, kombinasi true story dan fiksi
bisa menjadi karya novel. Nah, mudah
kan? Yuk, kita mulai menulis!” pungkas Kak Ariny.
Wonderfull
ReplyDelete