Judul : Kacamata Kematian
Penulis : Ariny NH
Tebal : 130 hal.
Harga : Rp. 35.000,-
(harga
umum)
Pemesanan :
Sms ke
nomor 085654910277 ketik KK-NAMA LENGKAP-ALAMAT LENGKAP- NO. HP-JUMLAH
PESANAN Bisa juga melalui BBM 7D0AD896, atau inbox fp Ariny NH
Blurb ;
Demi
mendapatkan cinta Arshita Bintang Oktarina, Arsyil rela mengeluarkan uang satu
juta rupiah untuk mempertampan wajahnya. Tak melalui operasi plastik melainkan
hanya dengan mengenakan kacamata ajaib milik Om
Anthony. Sayangnya, kacamata itu memiliki efek samping. Sedikit saja Arsyil
melukai hati cewek maka malapetaka akan menghampiri hidupnya.
Pada
akhirnya Arsyil membuktikan sendiri efek samping kacamata itu benar adanya.
Gadis yang dicintai Arsyil meninggal secara tragis di depan matanya. Arsyil pun tertuduh sebagai tersangka pembunuh
Arshita. Untung ada Franco, ia meminta Tim Detektif Tiga Serangkai untuk
mencari tahu siapa pembunuh Arshita yang sebenarnya. Penyelidikan T im Detektif Tiga Serangkai justru membuat
jati diri Franco terungkap.
Judul : Malaikat Patah Hati
Penulis : Ariny NH
Tebal : 151 hal.
Harga : Rp. 35.000,-
(harga
umum)
Pemesanan :
Sms ke
nomor 085654910277 ketik MPH-NAMA LENGKAP-ALAMAT LENGKAP- NO. HP-JUMLAH
PESANAN Bisa juga melalui BBM 7D0AD896, atau inbox fp Ariny NH
Blurb ;
“Aku
selalu bersamamu, di hatimu. Aku akan menjagamu semampuku. Kamu tahu? Kamu itu
mirip seperti bunga mawar, aku tidak suka itu. Kamu lebih seperti dandelion
bergiri tegak di antara apapun. Menantang kelopaknya yang suatu hari akan pergi
ditiup angin. Bukan pergi menghilang namun membawa harapan baru. Berjanjilah setelah
ini tetaplah menjadi dandelion. Ia mungkin rapuh tapi ia kuat.”
Padamu,
sekali lagi selama rentang waktu yang telah kita lalui bersama, bukan hanya
kebahagiaan yang kudapatkan. Ada kekosongan di sana. Aku menyebutnya kehampaan.
Perlahan kehampaan itu menjadi lubang kesakitan. Aku berhasil bertahan hingga
kemarin. Ya, pertahanan itu hancur ketika kamu mengakhiri hubungan ini dan
memilih hidup bahagia bersama wanita lain.
Aku
merasakan dada ini sakit. Berusaha mati-matian agar tidak menangis. Menguatkan
diri bahwa aku tak selemah itu. Tapi percuma, mala mini ditemani hujan yang
berubah gerimis, tangisku pun pecah. Tiba-tiba aku mengingat ada sesuatu yang
kutinggalkan di meja tamu pagi tadi sebelum jungkir balik bersiap-siap bekerja.
Sebuah novel. Rasa penasaran menyelip lewat celah hatiku. Semoga benda itu
masih ada di sana.
No comments:
Post a Comment