Jejak-jejak Karyaku

Monday, June 22, 2020

Resign atau Finn? (Review novel

Orang-orang tuh pada takjub sama novel "Resign" tapi kalau gue boleh memilih, gue memilih takjub sama novel "Finn"

Kenapa? Berikut gue beberin alasannya. Cekidot.



Novel "Resign" emang keren. Idenya unik. Di saat seluruh karyawan berlomba-lomba naik jabatan atau bonus, lah di novel ini semua karyawannya pada taruhan siapa yang berhasil resign duluan.
-novel ini juga semua karakter kuat.
-Ada kocak, sweet, jadi satu.
Habis itu sama kayak novel romance pada umumnya. Awalnya karyawan benci jatuh cinta sama bos. Nggak ada spesial lagi.

Beda halnya dengan novel "Finn"
Sumpah Finn keren banget. Finn itu setara NKCHI. Semua tokohnya luka batin semua tapi nggak tau mesti ngungkapin lukanya gimana. Finn versi lebih nyesek. Soalnya tokoh Finn ini autis dan mengalami kekerasan fisik ayahnya. Sialnya lagi si ayah ngotot mau masukin Finn ke rumah sakit jiwa 🥺🥺🥺 Buat yang cengeng, nggak osah baca novel ini 🥺🥺🥺
-novel ini juga banyak banget pengetahuan kedokteran terkait penyembuhan anak autis.
-author jago banget meramu pov. Terutama pov Finn sebagai anak autis. Pembaca tuh seolah merasakan jadi Finn.
Nggak salah Bu Bambang rekomen Finn ke gue 😚😚😚
Tapi ada satu yang gue nggak like di novel Finn. Sebagai orang yang lahir dari keturunan Banjar asli, gue merasa bahasa Banjar di novel ini kurang pas.

Bahasa Banjar yang diucapkan Julak Komodo itu nanggung. Kosa kata yang dimasukin satu atau dua patah kata aja. Misalnya di halaman 122.
"Ikam tu beapa ngajak Finn keluar? Tetangga itu jahat-jahat mulutnya. Nanti ikam diomongin."
Awalnya gue mikir apa gaya bahasa orang Samarinda campur-campur sama Indo ya? Kek orang Jaksel campur-campur bahasa Inggris. Ternyata ada narasi menyebutkan Julak Komodo orang Banjarmasin.
Setahu gue orang Banjarmasin kalau ngomong full Banjar. Jadi menurut gue, lebih baik Julak Komodo kalau ngomong full bahasa Banjar aja. Biar taste orang Banjarnya terasa.
"Ikam tu beapa bawai Finn keluar? Tetangga tuh muntungnya jahat-jahat. Kaina ikam dipander buhannya macam-macam."
Gitu contohnya kalau full Bahasa Banjar.

Terus ada penulisan Bahasa Banjar nggak konsisten. Ada penulisan lupa di halaman berapa kata "kadak" halaman berikutnya "kada"
Orang Banjar asli tuh penulisannya "kada"
Kalau make "k" di ujungnya itu biasanya diucapkan oleh orang Jawa yang baru datang ke Banjar. Medok Jawanya masih keliatan.

Itu aja sih yang gue nggak like di novel Finn. Buat pembaca yang bukan orang Banjar pasti nggak mempermasalahkannya. Karena plot dan karakter novel sendiri keren banget.

Well, gue kasih 4.5 bintang deh.

Akhir kata, trima transferan 8 digit gaesss. Sampai jumpa di review novel berikutnya.

No comments:

Post a Comment