Jejak-jejak Karyaku

Friday, July 13, 2018

Akankah AT Press Akan Jadi Mayor Label?



Sejak AT resmi punya akta notaris dengan nama CV. AT Press, aku langsung membuka cabang sekaligus. All cabang aku suruh berburu naskah di wattpad dan KBM (Komunitas Bisa Menulis). Hal pertama yang mereka tanyatakan ketika naskahnya dipinang AT, “Buku terbitan AT beredar di Gramed?”
            Setelah dijawab, “AT masih indie tapi naskah kakak bakal terbit gratis.” Penulis wattpad/KBM itu. MUNTABER alias mundur secara bertahap. Bahkan ada nggak respon chat AT lagi. Rasanya itu sakit tapi nggak berdarah.
            Di mata Dedek Gemesh (Read : penulis yang baru mulai nulis novel) kalau buku mejeng di Gramedia itu keren banget. Padahal sesuatu yang Nampak keren, nggak sekeren kenyataannya. Belum tahu kejamnya toko buku sih.
            Buku yang mejeng di Gramed belum tentu laku banyak. Gramed menetapkan peraturan ‘kalau buku penjualan nggak laku 100 eks dalam 3 bulan, maka buku diretur ke penerbit’ alhasil buku itu masuk gudang, bazar dan bahkan penulis disuruh jual bukunya sendiri.
            Dengan kata lain mayor menang digengsi kalau penulis udah punya banyak followers lebih menguntungkan terbit di indie.
            Ngomongin soal mayor, banyak juga yang mendoakan AT segera jadi mayor label. Makasih udah doain AT yang baik-baik. Waktu awal aku mendirikan AT, aku emang punya ambisi menjadikan AT mayor. Tapi setelah ngobrol dengan beberapa owner penerbit indie, aku jadi mikir sejuta kali buat mewujudkan ambisi itu. Berikut penjelasannya :




Setelah memikirkan matang-matang ucapan Mbak Nisa Ae, daripada aku menghabiskan duit puluhan juta demi mengejar gengsi padahal belum pasti hasilnya, mending juga buka cabang AT di 34 provinsi seluruh Indonesia.
Cabang lebih menjanjikan. Aku juga bisa membuka lowongan kerja yang banyak sekaligus melatih penulis berwirausaha. Mimpi punya cabang udah mulai diwujudkan. Semenatara baru 5 cabang. Medan, Bangka, Jabodetabek, Solo, Surabaya dan Makassar. Doain aja ke depannya AT bakal menambah cabang di 34 provinsi di Indonesia. Kalau perlu di semua kota sam;pai pelosok Indonesia ada cabang AT :v

4 comments:

  1. Tapi bener lho, Mbak. Faktanya terbit indie lebih menguntungkan. Asal ya itu tadi penulisnya harus dikenal dulu.

    ReplyDelete
  2. Amin 😊 aku pengin terbitin di sini, tapi novelny belum KELAR-KELAR! 😤 habis pulang kerja langsung tepar, mau ambil pulpen otaknya minta istarahat aja 😭

    ReplyDelete
  3. Eh, Kak Ariny. AT Press ada toko online-nya gak sih? Pasti bakal lebih seru, tuh 😊

    ReplyDelete
  4. Bayar royalti buat screnshot fbku. Wkwkwk

    ReplyDelete