Jejak-jejak Karyaku

Sunday, September 3, 2017

PLBK (Penipu Lama Bangkit Kembali)

Pada tanggal 12 Juni 2017, aku diminta mbak Vanny (Owner Multisia) buat daftarin ISBN. Katanya itu ISBN penerbit mayor yang mau kerjasama ma Multisia. Penerbit mayor itu bernama Queens Media Nusantara. Buku yang mereka daftarkan ISBN make Multisia berjudul ‘Ustadzah Seorang Pelacur’ Awalnya aku merasa heran, penerbit mayor kok judulnya bleeh? Memicu perdebatan. AT aja kalau judul kurang greget langsung tak ganti. Keanehanku bukan itu saja. Penerbit  mayor kok nebeng ISBN ke penerbit indie? Harusnya kan punya aknot sendiri. Aku berhutang budi sama Mbak Vanny karena selama ini dia bolehin aku make akun Multisia di PNRI buat daftar ISBN AT, jadi aku penuhi permintaan Mbak Vanny.



Besok harinya ada yang inbox aku, dia memberikan laporan bahwa desainer QMN adalah Ami. (Yang belum tau sepak terjang Ami, baca postinganku yang lain ya.). Aku langsung laporan ke Mbak Vanny dan Mbak Vanny gerak cepat. Dia WA QMN, “Kenal Ami gak?”
Jawaban QMN, “Ami nak Surabaya?”
Mbak Vanny mencium bau-bau nggak beres sama QMN. Dia pun menghapus ISBN yang sudah didaftarkan ke PNRI. Untungnya waktu itu ISBN belum keluar.
Tanggal 28 Juli 2017, QMN gembar gembor promo PO buku Ustadzah Seorang Pelacur. Aku penasaran mereka make ISBN siapa? Aku cek di web PNRI hasilnya ‘data tidak ditemukan’ Aku masih berpikir positif ‘oh, mungkin mereka tanpa ISBN’
Iseng nanyain ISBN di postingan cover USP. Jawaban mereka menakjubkan. Ini SS-nya.


Paling menyebalkan adalah besok harinya aku diblokir dan komentku di postingan USP dihapus. Aku semakin yakin mereka makai ISBN palsu.
Sekitar tanggal 30 Juli, Afatma Ifa inbox aku dia mengadu soal QMN. Dia awalnya mau nerbitin di sana tapi di pertengahan dia narik narik naskah secara resmi dan pihak QMN tetap nekad akan terbitkan naskah Afatma. Kan udah mulai gak benar. Aku share ss pengaduan Afatma di grup chat KPPA sampai penyilidikanku di web PNRI. Jupri langsung bertindak.
Pertama-tama dia inbox QMN pura-pura nerbitkan buku di mereka. Mereka masih bales, sampai akhirnya Jupri skakmatt mereka terkait ISBN. Inbox Jupri cuma diread. Jupri pun membeberkan QMN dengan mengupload buku Dua Sisi tak ada di PNRI. Heboh lah dunia literasi. Ada yang memberikan kesaksian bahwa buku Dua Sisi kode ISBN dari Arab Saudi. Pihak QMN pun sampe sekarang gak memberikan klarifikasi terkait ISBN palsu
September 2017, QMN berulah lagi. Dia posting status di FB yang berisi lelang naskah karena mereka anggep penulis ingkar kontrak penerbit. Aku cek kembali fb Afatma. Kudonload surat yang dia ttd bersama QMN. Ternyata itu bukan kontrak tapi hanya semacam formulir naskah. Tak ada pasal-pasal menjelaskan bahwa jika penulis narik naskah maka naskah dilelang. Berarti mereka udah pemerasan intelektual dong?
Aku posting surat2 yang dikirim Fatma ke fb. Rame lagi. Banyak yang nyerang fp mereka. Tak ada satu pun yang ditanggapi. Malah komentsr yang ada dihapus.
Di fpnya muncul para korban. Salah satu korban bernama Yusup. 
Dia adalah penulis 'Ustazah Seorang Pelacur'
Ini kata dia :
Semua bukti udah dibeberin, bukannya minta maaf malah ngefitnah. 



Aku murka dan bertekad menyelidiki sampai ke akar.
Kebetulan ada Mbak Nisa Ae dia memberikan info bahwa nama asli owner QMN Eko Edi Wienarno. 
Nama penanya Edwien Mahessa.
Dia nikah sama orang pekanbaru namanya Desi anggraini. 
Aku update status tentang informasi yang diberikan Mbak Nisa.
Ada yang inbox aku dia si Neneng Puspita.
Dia bilang bahwa dia orang pekan baru.
Dia minta foto Istrinya owner QMN.
Dia dia fotonya
Dari si Neneng aku menemukan akun
Fitri Rain Slamanya. 
Notabennya adalah Kakak Ipar Edy. 
Status Fitri mengejutkan.
Alamat yang tertulis di status fb fitri 
sama persis yang tertulis di buku terbitan QMN.

Aku upload hasil penemuanku barusan
ke FB dengan caption "oh jadi owner QMN nikahannya di kantor? Ngirit biaya."
Eh Mitul komen. Dia bilang alamat yang tercantum di buku itu dekat dengan tempat kosnya.
Ya udah aku minta mitul ke TKP.
Besok harinya Mitul memberikan laporan yang mengejutkan.
Hari ini tanggal 30 September, 
Mbak Dien Ilmi memberikan kesaksian luar biasa.
Waw, ternyata QMN penipu lama bangkit kembali. 
Dia pinter drama di depan penulis polos tapi ceroboh. 
Mencantumkan nama asli di buku. Walaupun jabatan yang tertulis di buku 'editor' dan dia gak riset dulu alamat palsu yang dia tulis.
Mungkin dia kira gak bakal ada yang tau dengan drama yang dia mainkan. 
Sayangnya sekarang dunia literasi ada KPPA (komisi pemberantasan penerbit abal-abal). Kami siap sedia menyelidiki penerbit abal-abal sampai ke akar-akar.
So, penerbit abal-abal hati-hati dengan kami ya. Serapat apapun kalian memainkan drama, yang namanya kebenaran pasti akan terungkap.

No comments:

Post a Comment