Jejak-jejak Karyaku

Saturday, December 23, 2017

Tugas Editor Bukan Cuma Ngurusin TYPO Doang!



Semakin ke sini semakin banyak yang nyinyir. Kalau kemarin aku bahas orang nyinyir penerbit indie, kali ini aku bahas orang yang nyinyir soal EDITOR. Kebetulan beberapa hari yang lalu, ada yang koment di statusku kek gini, “Editor kok sering typo.” Gue bacanya kzl. Seolah-olah dia bilang gue belum layak jadi editor. Makanya kemarin spontan langsung blokir dia. Sesaat kemudian gue mikir, mungkin dia belum ngerasain beratnya jadi editor.
            Nih, tak kasih tau ya guys. Jadi editor gak segampang yang lu bayangin. Kesuksesan penjualan buku memang di tangan marketing, tapi kesuksesan isi buku di tangan editor. Ketika seseorang memutuskan jadi editor, berarti dia siap dibebani tanggung jawab besar di pundaknya.
            Tugas editor sendiri bukan Cuma ngurusin typo dan EyD doang. Ada banyak hal lain :

1.      Memangkas scene atau tokoh gak penting
2.      Mengarahkan penulis agar tokohnya kuat dan bermain cantik
3.      Mengarahkan penulis agar plot terarah sampe ending
4.      Mengarahkan twist ending
5.      Menentukan judul dan blurb yang menarik
Dan masih banyak lagi tugas editor lainnya. Soal typo, typo itu kadang tak kasat mata, walau kamu baca 10x pun tetap aja typo masih terlihat ketika dicetak. Jadi jangan heran kalau novel Pakdhe Habiburrahman pun masih banyak typo. Rata-rata penerbit raksasa (mizan the genk, GPU The genks dan agromedia group) biar naskah bebas typo itu mereka make 5 editor sekaligus. Penerbit indie mana sanggup kek gitu.
            Tanpa editor karyamu gak akan mejeng tjantik di Gramed. Dunia perfilman pun juga ada editornya. Jadi, hargailah editor sekecil apapun jasanya.

No comments:

Post a Comment