Jejak-jejak Karyaku

Friday, August 17, 2018

Kamu Mau Kerja Sama Dengan AT?

Sejak AT punya akta notaris pada bulan April 2018 dengan nama CV. AT Press, ada banyak yang minta jadi lini AT.
Gue langsung bilang NO. Karena jadi lini itu ribet, mesti upgrade akta notaris dulu. Lini harus masuk aknot dan bisa daftar ISBN. Gue nggak mau ngelakuin hal yang sama kayak Miss Ngibul, sok-sokan mengakui punya banyak lini tapi taunya semua lini gelap di mata hukum.


Kasian lini merasa dizholimi.

Ada pula yang mengajak kerjasama ISBN. Bahasa kasarnya penerbit baru numpang ISBN tok sama AT.
Yang kayak gini, gue juga bilang NO.
Sejak Maret 2018 PNRI gak memperbolehkan lagi dalam 1 buku ada 2 nama penerbit. Seperti di bawah ini :

Harus ada 1 nama penerbit aja. Selain itu alasan gue nolak, gue takut kejadian di Multisia terulang. Pas ISBN dah keluar, eh oknum penerbit gak mau bayar biaya cetak buat kirim 2 eks ke PNRI. Hal ini bisa mengakibatkan akun dikunci. Gue gak mau akun AT terkunci gara-gara oknum naccal.

Terakhir ada yang mengajak kerjasama event.
Pernah dichat. "Kami dari komunitas ... mau mengajukan kerjasama dengan AT."
Pas gue tanya, "keuntungan AT apa?"
Dia cuma jawab, "logo AT dipasang di event kami."
Kayak gini juga bikin gue bilang NO.
Kalau mau ngadain event ya adain aja, jika naskah event itu mau terbit di AT make "gratis bersyarat"
Kenapa? Gue takutnya panitia event sembrono, terus ngilang sebelum tuntas. Yang kena apes jelas AT karena logo AT ada di event itu. AT mau fokus membesarkan project2 sendiri aja. TAT, ABNT.
Selain itu naskah event belum cocok sama AT. Bukannya sombong, AT punya standar sendiri dalam penilaian naskah. Nggak bisa sembarang nerbitin.

Terus gimana dong kerja sama yang bisa acc AT? Yang harus menunjukkan keuntungan terhadap AT. Namanya kerja sama harus saling menguntungkan kan?
Lampirin juga CV komunitasmu biar aku tahu seberapa jauh kiprah calon patner AT.

No comments:

Post a Comment