Jejak-jejak Karyaku

Saturday, February 1, 2014

Cerpen Anak : Putri Terpenjara

Tahun 2013 lalu gue pernah iseng-iseng bikin cerpen anak buat kirim ke majalah bobo tapi sayang, 6 bulan gak ada kabar, pernah juga diikutkan lomba cerpen anak tapi gak lolos -_- mungkin karena gue gak bakat bikin cerpen anak. Nah, daripada cerpennya ngendep di pc mending gue posting di blog aja deh biar banyak yang baca. kebahagian penulis sebenarnya adalah karya dibaca orang.
Nih, cerpennya!



Putri Terpenjara


            “Bintang, aku lelah, letih, jenuh dengan duniaku yang sekarang. Tolong bilang sama Tuhan aku ingin sekali pergi ke suatu tempat yang asyik dan bisa menyenangkan hatiku,” ujar Rico bicara pada bintang.  Itulah kebiasaan Rico, jika ia lagi sedih, pasti ia pergi ke teras rumah lalu berbicara pada bintang. Ayahnya sebelum meninggal pernah berkata, “Bila kamu sedih dan merindukan ayah, bicaralah pada bintang dan bulan. Biar bintang yang nanti akan menyampaikan kesedihanmu pada Tuhan.”
            Rico adalah seorang anak laki-laki berusia 7 tahun. Hidupnya seperti sebuah robot yang harus dikontrol oleh pemilikya. Sejak ayahnya meninggal, mamanya ingin Rico lah yang melanjutkan pekerjaan sang ayah, yakni dosen matematika. Siang dan malam waktu Rico hanya digunakan untuk belajar, belajar dan belajar. Ia hanya diberikan waktu 1 jam untuk bermain oleh sang mama. Itupun hanya bermain di computer atau laptop kesayangannya saja. 
            Meskipun selama ini ia tidak pernah membantah perkataan sanga mama. Namun di lubuk hatinya menginginkan hidup seperti anak kecil yang lain bebas bermain dan bercanda bersama teman-teman.
            “Ric, kalau kamu bĂȘte. Main game Putri terpenjara aja! Gamenya seru loh, ada berbau matematika juga. Dijamin betemu langsung hilang.”
            Kata-kata Alfred, teman sebangkunya di tempat les terngiang di telinga Rico. Ya, tadi sore Alfred sempat mengirim game tersebut ke laptopnya. Rico pun penasaran dan ingin memainkan game yang diberi Alfred tadi sore. Ia berdiri, lalu melangkahkan kaki untuk masuk ke rumah. Begitu di ruang tamu ia langsung menemukan benda yang dicari. Tanpa banyak omong, ia membuka laptop. Ia masih ingat game yang diberi Alfred ada di folder received.
            Ia klik 2 kali pada game Putri terpenjara. Namun tiba-tiba Rico merasakan kepalanya pusing, pandangannya mulai kabur dan dalam beberapa detik ia sudah kehilangan kesadarannya.
            ***
            Kini Rico telah berada di sebuah istana yang sangat megah. Istananya itu seperti istana di negeri dongeng. Rico menggaru-garuk kepalanya yang tak gatal. Ia bingung sendiri kenapa bisa berada di tempat ini? Yang lebih membingungkan lagi adalah bagaimana caranya ia bisa pulang ke rumah?
            “Selamat dating di duniaku! Kamu adalah orang ke 500 datang ke sini untuk menyelamatkanku, kamu bisa pulang kembali ke duniamu setelah berhasil membebaskanku!” ujar suara perempuan. Rico menoleh kanan kiri untuk mencari sumber suara. Ternyata di pojok sebelah kiri ada penjara dan di dalam penjara itu Rico melihat seorang perempuan cantik serta memakai gaun indah.
            Rico baru sadar dirinya terlempar ke tempat ini karena mengklik game Putri terpenjara. Dan ia bisa pulang ke dunianya kalau berhasil membebaskan putri tersebut. Rico berjalan mendekati sang putri. Begitu tiba di depan penjara.
            “Putri, kenapa anda bisa terpenjara?”
            “Karena saya telah mencuri game milik anak raja, saya hanyalah anak tiri sang raja. Tolonglah bebaskan saya!”
            Rico semakin bingung. Perkataan putri sama sekali tak masuk akal. Tapi inilah hidup, terkadang sesuatu yang tak masuk akal bisa saja terjadi. “Bagaimana saya membebaskan anda? Di mana letak kunci penjara?”
            “Penjara ini bukan penjara biasa. Penjara ini bisa dibuka setelah berhasil menjawab soal yang ada di kertas ini.” Sang putri menunjuk kertas yang menempel di sel penjara. Rico mengernyitkan dahi tatkala membaca soal tersebut. Soalnya susah sekali. Tapi rasanya Rico pernah melihat soal itu sebelumnya. Rico mencoba mengingat-ingat lagi. Dalam waktu beberapa menit ia telah berhasil mengingat. Ya, soal itu pernah diajarkan oleh guru lesnya.
            “Putri saya sudah berhasi menemukan jawabannya. Gimana cara menjawabnya?”
            “Anda teriak saja jawabannya di depan penjara ini!”
            “JAWABANNYA 150!” teriak Rico sekeras-kerasnya. Seketika pintu penjara terbuka secara otomatis. Sang putri langsung keluar dari penjara.
            “Terimakasih banyak, telah membebaskan saya.”
            “Iya, sama. Saya juga senang membantu putri.”
            “Saya ingin bilang sesuatu sama anda.”
            “Bilang apa?”
            “Jangan pernah mengeluh dengan apa yang diminta orang tua. Yakinlah permintaan mereka demi kebaikanmu dan bermanfaat dikemudian hari.”
            ***
            Rico membuka mata. Ia sekarang berada di kamar tidurnya. Orang yang pertama dilihatnya setelah membuka mata adalah sang mama. Ia heran dengan penampilan mamanya yang acak-acakan, mata sembab.
            “Rico, alhamduliillah akhirnya kamu sadar juga.”
            “Emang apa yang terjadi?”
            “Rico, kamu telah pingsan selama 3 hari. Tak ada satupun dokter yang tahu penyebabnya.” Mama menghela napas sejenak, “Mungkin kamu pingsan karena keegoisan mama, mulai sekarang mama takkan memaksamu les sana sini lagi. Mama akan membebaskanmu untuk bermain bersama teman-temanmu.”
            Rico tersenyum simpul. Ia senang mamanya sadar, “Nggak apa kok Ma, Rico justru berterimakasih karena mama Rico bisa membebaskan sang putri.”
            Alis mama berkerut, “Sang putri? Maksudmu?”
            Rico hanya cengengesan. Nggak mungkin ia ceritakan pengalamannya kemarin pada mama. Kalaupun diceritakan juga mama nggak akan percaya.
            THE END



Kisah Hidupku di Muat di Koran lokal Banjarmasin post

Semoga bisa menginspirasi kalian!

BANJARMASINPOST.CO.ID - SUATU siang pada pekan lalu. Sembari duduk lesehan, Ariny NH serius memelototi komputer di rumahnya yang berdinding papan dan kayu di Jalan Martapura Lama Desa Keramat Baru, Banjar. Sesekali dia membuka buku, kemudian mengetik lagi.
Tidak ada yang istimewa di ruang itu. Selain komputer yang dilengkapi, hanya ada kipas angin kecil untuk mengusir gerah. Tidak berselang lama, Ariny bergerak menuju dapur. Hendak mengambil camilan. Dia tidak berdiri lalu berjalan, tetapi mengesot.
Ya, dia memang seperti yang lain. Sejak lahir, perempuan berusia 22 tahun itu mengalami cacat pada kakinya. Namun itu bukan penghalang baginya untuk berkarya. Putri pasangan Muslim dan Aidatun itu telah ‘melahirkan’ banyak buku. Kebanyakan novel.
Ada keunikan pada tokoh utama di novel-novel karya perempuan yang lahir di Solo, Jateng, 16 September 1991 itu. Dia pasti seorang penyiar radio. Mengapa? Ternyata, penyiar radio adalah cita-cita Ariny yang hingga kini belum terwujud.
Keinginan itu begitu besar. Namun, Ariny harus memendamnya karena menyadari sulit menjadi penyiar radio hanya berbekal ijazah madrasah tsanawiyah (setara SMP). “Saya tidak melanjutkan pendidikan karena nggak mau terus merepotkan orangtua. Cukup 9 tahun, mereka antar-jemput sekolah, “ tegas dia kepada BPost, kemarin.
Berhenti sekolah bukan berarti perempuan pengidola Pasha Ungu itu lantas berdiam diri dan menggantungkan hidup ke orang lain. Dia justtu menancapkan tekad untuk hidup mandiri. Caranya, berkarya melalui tulisan.
Menurut Ariny, menulis bisa dilakukan di mana saja. Dan, melalui menulis, dia bisa mencurahkan isi hari, baik sedih maupun senang ke tulisan. Sejak 2010, Ariny memantapkan diri memilih hidup melalui jalan menulis.
“Sebenarnya saya senang menulis sejak SD (sekolah dasar) karena sering membaca majalah BOBO. Tetapi tulisannya masih kacau balau, juga belum tahu caranya mengirim tulisan ke media,” kata dia.
Semangat menjadi penulis kian bergelora tatkala dia bertemu seorang penulis yang karyanya kerap dijadikan bahan cerita di film televisi (FTV), Fitria Pratnasari. Dari Fitria, Ariny mendapat banyak ilmu tentang penulisan.
Meski sudah menerjuninya sejak 2010, namun Ariny baru menulis novel pada dua tahun kemudian. Itupun digarap keroyokan bersama dua temannya. Judulnya, Ketika Cinta Semerah Darah. Namun, selalu ditolak saat ditawarkan ke penerbit.
Ariny tidak putus asa. Dia terus berusaha. Menulis dan menulis. Juga bergabung kebeberapa grup penulisan untuk menggali dan berbagi ilmu. Dari situlah, dia melangkahkan tekad memasuki dunia penerbitan indie.
Perjalanan tidak lantas memudah. Banyak aral yang dihadapi. Ketika ada karyanya yang diterbitkan, bukan jaminan dibeli orang. “Karena itulah mamaku sempat ngomel, ngapain aku menjadi penulis tetapi tidak mendapat duit. Mending aku menikah agar hidup terjamin,” ucapnya sambil tersebut.
Apa jawaban Ariny? Kepada mamanya dia menegaskan, baru akan menikah kalau novelnya bisa dijual di Toko Buku Gramedia.
“Padahal saat itu saya juga mikir. Bagaimana jika tidak pernah dijual di Gramedia. Aku kan tidak akan menikah. Bayangkan, enam novel selalu ditolak. Ada teman mengatakan saya harus memperbanyak membaca buku. Tetapi itu kan sulit, di Martapura tidak ada Toko Buku Gramedia. Kalau ke Banjarmasin, perlu uang,” ujar dia.
Semangat dan tidak putus asa menjadi pemacu Ariny untuk terus berkarya. Puluhan kali penolakan dari penerbit bukanlah tembok penghalang. Perjuangan itu membuahkan hasil pada Maret 2013. Naskahnya disetujui suatu penerbit, yang pernah 8 kali menolak naskah tulisannya. Tiga bulan kemudian, novel berjudul Kukembalikan Cintamu itu terbit. Dan, suprise.... dijual di Toko Buku Gramedia.
Keberhasilannya menembus Toko Buku Gramedia tak hanya membahagiakan Ariny. Sang ibu pun gembira. Bahkan, dia tidak segan-segan memberitahu tetangga. Bagi Ariny, keberhasilannya seakan membawa makna bahwa: terkadang kesuksesan baru bisa dicapai di saat rasa menyerah itu menggoda. (lis)
Terus berkarya
- Kuntilanak Gaul (Deka Publisher, 2012)
- Di antara Dua Pilihan (Deka Publisher, 2012)
- Ketika cinta semerah darah (GP Publishing, 2012)
- Love Storm In Seoul (Diandra, 2013)
- Susan Ngesot (Diandra, 2013)
- Ketika Hati Memilih Cinta (Diandra, 2013)
- Kukembalikan cintamu (Zettu, 2013)
- Kamu Adalah Cintaku (Rumah Oranye, 2013)
Penulis: Nurholis Huda
Editor: Halmien
Sumber: Banjarmasin Post Edisi Cetak

Monday, January 13, 2014

Novel Gue mejeng di Gramedia seluruh Indo

Buat teman2 thanks banget menyempatkan diri buat motoin novel gue yang di gramedia di kotanya. liat novel gue mejeng di gramedia bersebelahan ma penulis2 kece lainnya rasanya senang banget. rasa capek nulis 2 tahun hilang seketika.

                                                      NOVEL KUKEMBALIKAN CINTAMU







                                                     NOVEL KAMU ADALAH CINTAKU

                                                       Novel Kau Begitu Sempurna


CANTIKKAN NOVEL GUE MEJENG DI GRAMEDIA? HIHIHI

Eits, selain novel ada curhatan gue yang berhasial lolos di event Diva Press, penerbit mayor favoritku. Dan sekarang buku antologi tersebut telah beredar di gramedia lho.

                                                         Loveable & Replaceable

                          
                                                             Dear Suamiku



Tuesday, January 7, 2014

Daftar Penerbit Indie Labels

Penerbit terdiri dari penerbit mayor dan penerbit indie. Dulu aku sudah pernah ngeshare nama-nama penerbit mayor labels disertai cara kirim naskahnya. Nah, kali ini aku mau ngeshare nama-nama penerbit indie labels. Tapi sebelumnya aku mau nerangin dulu, apasih indie labels? indie labels bisa disebut self publishing yang artinya penulis juga berperan dalam menerbitkan karyanya. Seluruh biaya penerbitan, dan penjualan dilakukan oleh penulis. Penerbit hanya mencetak sesuai pesanan dan hanya terjual online.
Berikut nama-nama penerbit indie lables yang kutahu

1.      CV. Pena House-Blora (Lavira wati)
·         Arsha Teen-Martapura (Ariny NH)
·         Rasselea – papua (Siska)
·         Vio Publisher-Medan (Sindi Violinda)
·         Dhesfi Pressindo-Riau (Desfira harmis)
·         Reybook-Kudus (Reyhan M Abdurrahman)
·         Loka Media-Jakarta (Devi Eka Putri)
·         Ihya Press
·         Virra Media
·         Imaji Sastra
·         Gaza Press
2.      CV. Ae
.          Oksana-Jawa Timur (Dien Ilmi)
·         Pustaka Kata-Jawa timur (Anggi Putri)
·         UNSA Press-Surabaya (Dang Aji Sidik)
·         Bebook Publisher (Vindi)
·         Penerbit Defa (M. Dede Firman)
3.      CV. Rin Media
·         Lovrinz (Rina Sulistiyoningsih)
·         Rafferty
. Penerbit Ar-rahman
. Madinah Publishing
4.      CV. Goresan Pena
·         Goresan Pena Puishing-Kuningan Cirebon (Iwan Wungkul)
·         Gema Sastra- Cirebon (Musni Wulandari)
5.      CV. DeKa
·         DeKa Publisher-Jawa Barat (HW Prakoso)
·         Penerbit Camar-(Ayuyu Pertiwi)
·         Azkiya Publishing-Bogor (Nenny Makmun)
·         Star Publishing- (Alisa)
6.      Leutika Prio
7.      Puput Happy Publisher
8.      Pustaka Jingga
9.      Nulisbuku.com
10.  Diandra Creative-Yogyakarta (Mohammad Sholikin)
11.  Dapurbuku.com
12.  Indie Publishing
13.  Mozaik Indie Publishing
14.  Pena Nusantara-(Saleha)
15.  Penerbit Alif Gemilang Pressindo-Yogyakarta (Bagus Hidayat)
16.  Penerbit Meta Kata-(Risty Arvel)
17.  Penerbit Aria Mandiri-Bandung (Rosi Aria Lestari)
18.  Kaifa Publishing
19.  Penerbit Harfeyy-Yogyakarta (Boneka Lilin)
20.  Penerbit Asrifa
21.  Pena indhis
22. Penerbit Nerin Media- Kepulauan Riau (Nerin Richa)
1.       

Untuk mengetahui paket-paket penerbitan dari penerbit di atas dan cara kirim naskahnya kamu cari aja di pencarian facebook. masukin nama penerbit yang tercantum di atas. kata Kak Ade Wulan saat ada kelas sharing dengan Beliau di Kobimo beberapa bulan lalu. Lebih tepatnya sudah cukup lama sekali. Kira-kira seperti ini, "Jadi penulis nggak boleh manja."

Saya suka kalimat itu, karena benar, saat ini kita sudah dimudahkan dengan adanya internet. Penerbit pun rata-rata sudah memiliki web sendiri. Bukankah, lebih menyenangkan saat kita berusaha keras mencari informasi tersebut dan akhirnya menemukannya? Bahkan lebih banyak info juga ilmu? Wow!
Jadi menurut saya, janganlah jadikan alasan meminta link atau sebagainya, sebelum mencoba mencarinya terlebih dahulu.

Wednesday, November 27, 2013

Perjalanan Hidup Gue di Tahun 2013 Beserta Harapan di tahun 2014.

Wah, hari cepat banget berlalu tanpa terasa kurang lebih masuk tahun 2014. Selama tahun 2013 banyak banget kejadian yang gue lalui. Di tahun 2013 ada 2 hal yang membahagiakan.
1. Kedua Novel gue terbit di tahun 2013
2. Arsha Cellprint, (usaha konter dan percetakan foto) terwujud hasil novel.
3. Buku antologi Selayang mimpi masuk di Festival Pembaca Indonesia yang diadain  oleh Goodread

Namanya hidup ada bahagia pasti ada sedihnya. Begitu pula hidup gue. Gue juga mengalami beberapa kasus di tahun 2013. Antara Lain :
1. Berantem sama sahAbatku yang berinisial R.
2. Kasus buku Memeluk Luka
3. Kasus ISBN Palsu di tempatku bekerja
4. Berantem sama teman inisial L.

Gue akui sih kasus 1, 2, dan 4 muncul karena sifat gue yang ceroboh, gak bisa nahan emosi, dan ceplas ceplos. Berharap tahun 2014 gue bisa mengendalikan diri. Eits, selain itu gue juga punya banyak harapan diantaranya :
1. Novel go internasional.
2. Bisa mewujudkan mimpi buka penerbitan mayor yang diberi nama "Arsha Publishing House"
3. Buka Arsha Butik
4. MENIKAH

perasaan dari tahun ke tahun harapan yang belum pernah gue wujutin sampai sekarang adalah MENIKAH. (abis belum nemuin pangeran yang pas di hati). Doain aja biar gue cepat nemuin yang cocok. hihihi

Friday, November 22, 2013

Tips Menulis Ala Gue

Banyak yang ingin jadi penulis tapi mereka hanya ingin bukan untuk mewujudkannya. Alasannya macam-macam sibuk lah, gak mood nulis lah, dll. Kalian tahu gak apa yang membuat kalian gak mood menulis? Hanya ada 2 sih faktornya, yang pertama fb lebih menggoda daripada tulisan kita yang menyebabkan otak kita malas mikir dan yang kedua adalah kita gak benar-benar mencintai naskah kita sendiri. Cobalah cintai naskahmu sendiri maka naskah akan mencintaimu. Anggap, naskah itu seperti anakmu sendiri. Sesebuk apapun seorang ibu pasti menyempatkan diri untuk memerhatikan anaknya. Ibu mempunyai hati nurani tidak akan menelantarkan anaknya, begitu juga penulis. Penulis yang mempunyai hati nurani tidak akan menelantarkan naskahnya.

nulis itu gak usah banyak2, cukup 5 hal sehari. kalau sebulan kan bisa 150.
yuk nulis lawan moodmu. masa kamu dikalahkan mood?


banyak yang nanya kayak gini " apa sih resep produktif kamu rin? lancar bgt dpt idenya?'"

Bagi gue ide itu sama seperti jodoh. Nggak usah dicari dia akan datang sendiri.  Yang harus kamu lakukan adalah membuka mata, telinga dan pikiran untuk menyambut kedatangan ide.
Membuka mata dan telinga adalah amati kasus-kasus orang di sekitarmu. Dengarkan curhatan teman-temanmu. Semua itu bisa dijadikan novel lho, true story dicampur dengan fiksi. Kayak novelku Kukembalikan Cintamu, dan masih banyak lagi.

Membuka pikiran lebih tepatnya merangsang otak kali ya? Ide segar terkadang perlu rangsangan. Rangsangannya itu memakai teknik idiom spontan (ilmu yang pernah diajarkan mamah Fitria Pratnasari) Apa sih idiom spontan itu? Idiom spontan teknik menulis menggunakan otak kanan atau secara spontan. Caranya amati benda di sekitarmu? Sebutkan 1 kata kerja dan kata sifat. Misalnya TELOR, JAGA WARUNG, BAU. bikin 3 kata tersebut jadi kalimat tapi bikinnya secara spontan, Saat aku menjaga warung milik bunda tercinta, tiba-tiba aku mencium bau busuk. Apakah itu telur busuk? 
Dari 3 kata itu bisa kamu kembangin lagi jadi novel. Tentunya kamu tambahin kasus/konflik. Misalnya ada cowok ganteng mampir ke warungmu, kamu terpesona hingga akhirnya kamu jadian sama tu cowok tapi sayangnya cowok itu dah punya istri. 
Pada akhirnya 3 kata bisa menjadi 1 novel 100 hal. Menulis itu mudah kan? Yuk, mulai menulis!