Judul
Novel : di dekatmu
Judul resensi novel : di dekatmu
Pengarang : Kamiluddin Aziz
Penerbit : PING!!! (Lini Diva press)
Tahun Terbit : 2014
Kota Terbit : Yogyakarta
Jumlah Halaman : 294 hal
Judul resensi novel : di dekatmu
Pengarang : Kamiluddin Aziz
Penerbit : PING!!! (Lini Diva press)
Tahun Terbit : 2014
Kota Terbit : Yogyakarta
Jumlah Halaman : 294 hal
ISBN : 978-602-255-393-9
Di
tengah-tengah pelaksaan proyek penting, Deryanmemutuskan untuk cuti. Andika,
sahabat Deryan dan Lify cewek yang ditaksir Deryan sejak SMA jadi kalang kabut
dan super sibuk dengan limpahan tugas yang seharusnya dikerjakan Deryan.
Bimo
naik darah mengetahui sang istri selingkuh. Tanpa mau mendengarkan penjelasan
Rulita, ia memuntahkan peluru pistolnya, beruntung Rulita berhasil meloloskan
diri. Ia terus berlari tak tentu arah.
Sementara,
Deryan yang masih bingung mau belibur ke mana malah tidak sengaja menabrak
Rulita. Peristiwa itu membuat liburan Deryan berubah total. Rulita yang sedang
melarikan diri dari suaminya melibatkan Deryan pada serangkaian aksi
kejar-kejaran antara dirinya dan antek-antek Bimo.
Novel
di dekatmu ini merupakan novel ketiga karya Kamiluddin Aziz. Saat membaca
synopsis back cover, hati saya penasaran dengan isi cerita novelnya. Novel ini
merupakan novel terkeren dari novel-novel yang pernah say abaca.
Keren
karena covernya yang simple tapi manis, gaya bahasa yang ditulis Kamiluddin
Aziz ringan, mudah dipahami dan sesuai dengan usia tokoh di novel ini,
karakternya kuat, setting tempat yang ditulis detail tapi tidak membuat pembaca
bosan. Dan paling penting penjiwaannya sangat bagus. Saat ada adegan Deryan
kejar-kejaran sama antek-antek Bimo bisa membuat pembaca ikut tegang dan
menahan napas, tapi ketika saat ada adegan romantic pembaca ikut terhanyut
dalam keromantisan sang tokoh di novel ini.
Namun
yang namanya sebuah karya tidak ada yang sempurna. Ya, di balik
kelebihan-kelebihan novel ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan hanya ada 2
yaitu.
Pertama
ada tokoh yang mubazir, numpang nama saja. Tokohnya itu namanya “Iwel” jadi
mantan kekasih Rulita. Menurut saya tokoh ini nggak perlu dimasukin karena dari
awal sampai tengah Iwel tak pernah diceritakan, kemunculannya hanya menjelang
akhir. Seharusnya korban yang dibunuh oleh Bimo dalam novel ini “Pram” sebab
Pram orang pertama yang jadi selingkuhan Rulita.
Kekurangan
kedua terletak pada judul. Ntah judul bikinan penulis sendiri atau dari
penerbit, yang pasti saya sebagai pembaca merasa kurang pas dengan isi
ceritanya. Saya merasa judul yang pas “Masih ada cinta” karena ini novel ini
menceritakan tentang Deryan, walaupun Deryan pernah ditolak oleh Lify waktu SMA
tapi di hati Deryan masih ada cinta untuk Lify. Begitu pula dengan Rulita,
walaupun suaminya pembunuh, pengedar narkoba, penyulundupan, tapi tetap saja di
lubuk hatinya masih ada cinta untuk Bimo, suaminya itu.