Jejak-jejak Karyaku

Thursday, February 4, 2016

Resensi Ayat-Ayat Cinta 2

                                                 Foto aku ambil dari fp Republika Penerbit


             Judul : Ayat-Ayat Cinta 2
            Penulis : Habiburrahman El-Shirazy
            Penerbit : Republika
            Tanggal terbit : November 2015
            Aku beli novel Ayat-Ayat 2 lewat online. Waktu novelnya sampai rumah, aku merinding disco. Pasalnya novel AAC 2 tebalnya 690 halaman, 42 bab. Dua kali lebih tebal dari AAC 1. Namun setelah mulai kubaca, ternyata tak sehoror yang kubayangkan. Novel ini berhasil kulahap hanya dalam waktu 3 hari saja. 

            Ayat-Ayat Cinta 2 tokoh utamanya masih Fahri Abdullah dan Aisha. Namun Aisha jarang muncul, dikarenakan tahun 2007 ia pergi ke Palestina bersama Alicia untuk meriset novelnya. Bertahun-tahun Aisha tak kembali namun Fahri tetap setia menunggunya.
            Ekonomi Fahri naik drastis. Dia kini bergelimang harta. Tinggal di rumah mewah yang ada di Edinburgh, ibu kota Skotlandia bersama paman Halusi. Dia berprofesi sebagai dosen di sebuah universitas ternama di Skotlandia. Bukan hanya itu saja, Fahri juga mempunyai beberapa bisnis. Di antaranya bisnis minimarket dan butik milik Aisha yang patungan bersama Ozan, sepupu Aisha.
            Edinburgh inilah ujian-ujian kecil mulai diterima Fahri. Pertama-tama ujian datang dari Jason, Keira dan juga Nenek Catarina. Mereka notabennya sebagai tetangga Fahri, namun mereka membenci Fahri karena Fahri beragama Islam. Di mata mereka Islam itu teroris. Fahri membalas kebencian mereka dengan lembut. Tak segan Fahri menolong mereka yang lagi kesusahan.
            Suatu ketika Fahri bertemu dengan gelandangan wanita yang berwajah rusak dan suara serak. Dia bernama Sabina. Fahri merasa iba terhadap Sabina, ia menarkan Sabina untuk tinggal bersamanya. Kebetulan di rumahnya ada lantai bawah kosong yang bisa ditinggali Sabina.
            Selanjutnya Fahri mendapatkan ujian kesetiaan. Tiba-tiba Syekh Usman, gurunya di Mesir datang untuk meminta Fahri menikahi cucu perempuannya yang bernama Yasmin. Yasmin sendiri bukan wanita sembarangan. Dia sudah hafal Al-Qur’an sejak usia 11 tahun. Dan menyelesaikan masternya di Kuliyyatul Banay, jurusan syariah. Kecantikan Yasmin setara dengan Aisha. Sayangnya Cuma satu, Yasmin seorang janda cerai.
            Permintaan Syekh Usman sulit ditolak oleh Fahri. Namun dia tak ingin salah langka, maka dia melakukan sholat istikharah. Setelah istikharah, akhirnya Fahri menerima tawaran Syekh Usman. Di luar dugaan Fahri, Yasmin malah menolak dijodohkan dengan dirinya.
            Di pertengahan muncul Hulya, notabennya sebagai saudara sepupu Aisha. Hulya pandai bermain biola. Hal tersebut mengingatkan Fahri dengan Aisha. Hulya sendiri, sudah lama dijodohkan Ozan dengan Fahri namun ntah mengapa Fahri malah ingin menikahi Sabina.
            Sabina menolak lamaran Fahri, alasannya Fahri tidak akan bisa menggantikan suaminya dan dia juga meminta Fahri menikahi Hulya saja. Atas bujukan Hulya, akhirnya Fahri mau menikah dengan Hulya.
            Harus kuakui Ayat-Ayat Cinta 2 jauh lebih keren dari Ayat-Ayat Cinta 1. Aku baca novel ini berasa seperti baca beberapa kitab suci. Kalau nggak percaya baca aja bagian bagian Fahri debat agama dengan nonmuslim. Kecerdasan Fahri di novel ini semakin ditonjolkan penulisnya. Makanya aku makin lope-lope sama Fahri.
            Di sisi lain aku gregetan sama Fahri. Aisha di depan matanya eh dia sama sekali nggak peka. Namun hal itu tak mengurangi kekerenan novel Ayat-Ayat Cinta 2. Aku kasih 5 bintang deh buat novel ini.
               


No comments:

Post a Comment